Kisah sebuah kondom…

Disuatu ketika di negara bernama Indonesia (bukan negara sebenarnya), kondom adalah suatu yang keramat, meski tersedia dibanyak tempat, tapi mendapatkannya diperlukan keberanian tersendiri… harus orang yang mumpuni yang berani membelinya… sedangkan yang hanya mau coba coba, pasti gagal takut mendapat senyum penuh arti si penjual.

Kemudian suatu saat pabrik kondom pun memiliki ide luar biasa, kenapa tidak kita buat satu acara…  pekan kondom namanya… pakai Julia Peres (bukan nama sebenarnya) sebagai duta, bujuk para mentri yang bertahta meneriakkan slogan:  “kondom akan membela kita..! Bagikan kondom secara merata, sehingga tak malu anak negeri ini membelinya…”

Singkat cerita setelah desak kiri, desak kanan, bujuk atas bisik bawah, mungkin dengan pelicin beberapa milyar rupiah… Muraaah… pekan kondompun akan terpaku di tanggalan… diperingati seperti layaknya 17 Agustusan… Kondompun datang bak air bah, banjir….  bagikan bagikan bagikan, slogan dan teriakan digemakan… gratis, gratis, gratis rayunya manis… dan ini adalah cerita salah satunya…

Kondom itu bernama fiesta (bukan nama sebenarnya) nama yg cantik, ceria seperti selalu mengajak berpesta… keluar dari pabrik, bersama teman temannya dia dibawa, didalam kotak, termasuk yang akan dibagikan secara gratis pada pekan ini. Tiba ia pada tempat dimana hampir semua anak muda… mungkin ini adalah SMA pikirnya… wow, mari berpesta kata genitnya manja..

Ketika diambil dari kotaknya, dia melihat wajah ganteng rupawan menantinya… hatinya berdebar gembira… diapun mendengar percakapan diantara keduanya:

  • Orang1: Dik ini dik silahkan kondomnya gratis bisa dipakai
  • Pemuda: Makasih ya kak, warna warni kemasannya… aku suka… tapi kalau boleh tahu kenapa ya kak…?
  • Orang 1: Tahu kan kondom buat apa…? selain mencegah kehamilan, kondom juga bisa melindungi diri dari penyakit HIV, STD dll… ini bisa menyelamatkanmu nantinya.. jangan sampai tidak pakai kondom ya dik… jadilah orang yang bertanggung jawab…
  • Pemuda: Baiklah kak.. akan saya ingat nasihatnya… terima kasih… dan pindahlah kondom itu ke dompet pemuda… oh senangnya si fiesta ini

Hari berlalu, minggu berlalu, tak ada sesuatu… si fiesta mulai galau.. kapan kita berpesta… hik hik… tahu gini aku lebih baik di bagikan ke lokalisasi saja…

Ternyata si pemuda juga gak kalah galaunya… kapan makainya… sama siapa…? Bingung dianya… mau dibuang sayang… “menghambur hamburkan barang itu temannya setan” teringat dia pada kata orang tua di sebelah rumahnya.

Akhirnya pemuda pun berbicara pada pemudi teman sepermainannya… inilah yang di dengar si fiesta:

  • Pemuda: Dinda aku sayang pada dinda, entah rindu ini mau disimpan dimana…?
  • Pemudi : Akupun begitu say, tapi aku tak tahu harus bagaimana..? Berdebar dada bila dekat, katapun tercekat…
  • Pemuda: Bagaimana kalau kita coba… kita akan aman, resiko hamil tak ada, penyakitpun tak akan mengganggu

Pemudipun mengangguk setuju… di rumahku saja kata pemudi… ibu biasa ke pasar kalau pagi… demikian katanya lirih… si Fiestapun tersenyum,,, mari kita pesta katanya…

Pagi itu, isi rumah semua pergi, isyaratpun diberikan oleh pemudi… pemudapun datang… canggung, pelan, bingung… darimana mulai… pertanyaan di benak menari nari…

merekapun duduk berdua, berpegang tangan, dada berguncang… pelan tapi pasti, pemudapun ingim memberi ciuman… seperti di warnet langganan.

Pelan tapi pasti, tangan mulai melepas kancing… satu, dua, tiga…  begitupun sebaliknya… satu dua tiga… ketika itu sang pemuda teringat mungkin ini saatnya… dibuka dompetnya, di keluarkan si fiesta… yang sudah menunggu sejak lama… mari berpesta kata si kondom ceria…

Ketika kondom di buka… tiba tiba…*jgreek*  pintupun terbuka… si ibu yang tadi pergi, ternyata kembali… mungkin dompetnya tertinggal di lemari…

Mematung nanar.. tak mengerti… mencoba mencari arti apa yang terjadi… pemuda dan pemudipun terkejut, seperti kelinci… takut…

si Ibupun mulai mengerti… apalagi melihat kondom di tangan kiri…. ” SITOOOOOK…” (bukan nama sebenarnya) katanya… “Anak Setan kamu… kurang ajar, apa yang kamu lakukan dengan kondom itu pada anakku” diapun menggapai sapu di pojokan menimpakannya kepada si sitok yang malang, habis habisan…

“Bajingaaannn…. dapat dari mana kamu barang setan ini haa…, siapa yang ngajarin kamu begini…” katanya tanpa henti memukuli… dan Si Sitok-pun lari… sipat kuping menyelamatkan diri…

Merasa di khianati… akhirnya si Sitok-pun berjanji… bagiku Kondom sudah mati… sampai hari ini…

Jakarta – Selamat ber-pekan kondom nasional

2 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s