Tembok itu bernama Hermes

logo_Hermes

Tembok itu bernama Hermes….. Tinggi dan angkuh… menyebutnya saja tak bisa sembarangan… ketika saya menyebutnya dengan kata yang hampir sama pada ayam “kremes” semua orang akan tertawa terbahak bahak…

Tembok itu bernama Hermes… rapat, tapi kita masih bisa melihat apa yang ada di dalamnya… terlihat disana wanita-wanita cantik, baju bagus-bagus, kulit putih terawat… penuh cita rasa. Sekali sekali terlihat Princess Syahrini merupakan salah satu penghuni tetapnya… Setiap orang yang bisa melewati tembok ini, namanya tercatat rapi di kantor utama.. seperti nama kita terpatri pada Arsy, terpatri dijaga para malaikat… tak bisa tipu tipu, KW1 atau abal abal… akan segera ketahuan dan memalukan…

Tembok itu bernama Hermes… Beberapa orang terlahir di dalam sana, beberapa harus bekerja keras untuk masuk kesana, beberapa harus menjual harga diri agar bisa melewatinya… Luar biasa aktivitasnya, makan dengan sendok garpu kualitas tinggi… makanan kelihatan porsi kecil tapi cantik tertata rapi… tiap malam minggu… buat yang jomblo diantara mereka, ada pameran fashion show…

Tembok itu bernama Hermes… dengan kekuatan kepeng yang anda miliki, bisa anda memanjat dan melaluinya.. anehnya tak serta merta anda akan diterima dalam lingkaran disana… anda akan tersisihkan, diabaikan… ternyata memanjat dinding Hermes ini diperlukan memanjat banyak tembok yang lain… memanjat tembok lain akan sangat penting untuk memiliki citarasa yang sepadan. Melewati tembok ini tapi tak pernah ke Eropa..? siap siap di cibir… Bisa lewat hermes tapi tak tahu beda rasa antara cake “tous les jours” dan “colette de lola” maka anda bukan bagian mereka… tidak update fashion di dunia, anda kudet, dan so last year…

Tembok itu bernama Hermes… Aku tak hendak kesana hanya kebetulan lewat saja… ternyata ketika aku mau meneruskan perjalanan, kulihat banyak tembok yang lain sama tinggi, sama angkuhnya… lain lain namanya… ada tembok Patek Philippe, tembok Ermenegildo Zegna, Platinum card dll…

Tak bisa kita berjalan tanpa melewati tembok tembok ini… disanalah teman kita terkotak kotak-kan… akhirnya saya putuskan, untuk melewati tembok yang yang tak asing lagi… tembok warteg pak Samsi… disinilah kebanyakan kita berada, bercanda, mencecap kopi sachet, Nasi + ikan kembung dan dadar goreng adalah menu utama…

Kami sering melirik didalam tembok tembok tinggi itu… kami memang senang melihat keatas, mimpi, membayangkan betapa enaknya hidup dibalik tembok tinggi itu… betapa inginnya kami segaya dan se-dandy mereka… terkadang terpikir menjual jiwa kepada para setan hanya agar bisa mencicipi gaya hidupnya… tak sadar bahwa tembok ini meski tak terlalu tinggi dan megah, tapi cukup kering dan hangat… masih banyak dari kita yang tak bisa melewatinya… mereka kedinginan, kehujanan dan kebanjiran… tapi kita memang suka iri dan mendengki…

Jakarta 10 February, Just before leaving to Jogja…

One comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s