bank century

Belajar dari Kasus @benhan

8 December 2012, Benny Handoko mentwitt sebagai berikut:

Benhan adalah seorang seleb twitt yang saya sendiri kurang jelas apanya yang membuatnya menjadi seorang seleb… tetapi terlepas dari itu, twitt diatas sangat gegabah karena twitt tersebut bisa dikatakan fitnah dan tuduhan tanpa bukti, Misbakhun pun menjawab dalam twittnya sebagai berikut:

Akhirnya Benhan diadukan oleh Misbakhun ke polisi, setelah Misbakhun meminta benhan untuk minta maaf tidak di gubris.  Sebagai orang awam saya sangat mengerti apa yang diakukan oleh Misbakhun, kalau saya jadi Misbakhun saya juga akan laporkan benhan ke polisi… enak saja mengatakan orang seenak udelnya… demikian kira-kira.

Rupanya Benhan memilih meladeni jalur hukum daripada meminta maaf… dan tentu saja kalah telak… Benhan dinyatakan bersalah dan di vonis hukuman 6 bulan penjara dan percobaan satu tahun, artinya meski bersalah, Benhan tidak ditahan, kecuali kalau dia mengulangi lagi perbuatannya dalam masa percobaan itu, maka benhan harus mendekam di penjara selama 6 bulan.

Menurut para jaksa penuntut umum yang dipimpin Fahmi Iskandar, Benny bersalah karena melakukan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan atau mentransmisikan dokumen yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik terhadap Misbakhun. Nah yang menarik adalah apakah Benhan akan melanjutkan pembelaannya..? saya tidak yakin Benhan berani banding.. kalaupun banding juga saya yakin benhan akan kalah… tapi mari kita tunggu saja karena ini akan sangat menarik.

Jadi pelajaran apa saja yang kita bisa tari dari hal ini? saya pribadi memiliki 3 hal yang akan selalu saya ingat ketika melakukan twitt atau menulis artikel di blog

Pelajaran pertama ketika saya memulai blog ini, saya mengetahui bahwa… seorang blogger atau punya twitter tidak membuat kita semerta merta punya “kekebalan hukum” yang sama dengan para reporter atau jurnalis. Jurnalis memiliki proteksi terhadap hal begini, dan Misbakhun tahu bahwa percuma dia melawan Tempo, dan Tempo juga tak akan gegabah menuduh tanpa ada bukti, mereka ada kode etik

Pelajaran kedua Akan berbeda kalau misalnya Benhan mengatakan, “Menurut tempo Misbakhun korupsi century (titik)”, kalau di tambah tukang fitnah dll ya itu tanggung jawab sepenuhnya Benhan. Jadi jangan copas seenaknya tanpa ada sumbernya… bisa bisa di seret kepengadilan…

Pelajaran ketiga : Jangan takut untuk mengeluhkan, mengkritik kebijakan karena hal tersebut dijamin oleh undang undang… contoh tentang ini adalah ketika adanya kasus Prita, yang meskipun awalnya di vonis bersalah dna mendapatkan hukuman yang persis sama dengan Benhan tapi pada peninjauan kembali, prita dinyatakan bebas…

Sumber:

2. Kemanakah Budiono..?

budionoMenurut saya Budiono ini adalah salah satu wakil presiden yang – maaf – tidak kelihatan gunanya… Tapi itulah yang menyebabkan cocok dengan SBY. “Tidak boleh ada dua matahari” kira kira seperti itulah mungkin yang diinginkan SBY dalam menjalankan pemerintahannya…

Budiono kapasitasnya tidak diragukan lagi, sebagai ex Gubernur Bank Indonesia tentunya bukan orang sembarangan, mungkin beliau menjadi pembisik SBY dalam hal kebijakan kebijakan yang mempengaruhi keuangan… Pertanyaannya keuangannya siapa.. :)

Pada jaman Budionolah skandal century terjadi… Mungkin hanya kebetulan dan beliau menyatakan tidak ada hubungannya dengan Century… tapi tentu saja DPR dan juga lawan politik SBY tidak akan melepaskan beliau begitu saja… Dengan Budiono duduk manis di samping presiden, untuk semntara ini Budiono tidak bisa di selidiki oleh KPK karena KPK tidak memiliki wewenang  menyelidiki tingkat Presiden dan wakil… mungkin itulah kegunaan beliau…

Tekanan yg dialami oleh Susno duadji ( @susno2g ) sebagai whistle blower Part I

Susno Duadji, berawal dari sinilah mega skandal korupsi mulai terungkap, dan demikian juga terlihat betapa bobroknya sistem di Indonesia, Berikut ini adalah wawancara kepada beliau sebagai referensi betapa tekanan berat yg ada dan dihadapi oleh Susno Duadji sebagai whitle blower skandal termasuk internal POLRI Continue reading