Hari ini saya membaca uraian dari @hansdavidian “kenapa menjadi GolPut (tidak menggunakan hak pilih) adalah pilihan (paling) rasional” … Hans mengungkapkan bahwa menggunakan hak pilih tidak berarti akan mengubah sesuatu… “The lesser eveil is still evil” tulisnya dalam artikel tersebut. To be honest I agree to most of his thoughts… misalnya:
- Saya juga salah satu yang memilih dan kecewa ketika PDI-P memenangkan pemilu
- Saya juga yang kecewa ketika Megawati memimpin
- Saya juga yang memilih dan kecewa dengan pemerintahan yang sekarang
- Dan saya juga setuju bahwa Golput adalah hak asasi…
Tetapi saya belum bisa memahami bagaimana tidak memilih akan mengubah hal ini…
Marilah kita coba berandai andai… Andai kata pilihan presiden kita hanya ada dua yaitu Abu Rizal Bakrie dan juga Gita Wirjawan… dan saya bukanlah orang yang suka keduanya… andaikan memilih salah satu keduanya manjadikan negara kita lebih buruk… apa yang akan kita lakukan..?
Saya sangat berharap ada gentong kosong disamping 2 pilihan tersebut… sehingga kalau gentong kosong yang terpilih maka keduanya tidak jadi presiden… tapi kita tidak memiliki sistem tersebut… dan golput bukanlah gentong kosong, itu hanya berarti kita tidak menggunakan hak pilih kita, which is fine… tapi itu juga berarti, disadari atau tidak, menyetujui salah satu dari keduanya…
Andaikan saja 90% tidak memilih dari kedua kandidat diatas… siapapun yang menang dari 10% pemilih tetaplah menang dan menjadi presiden. Kemungkinan kita akan mendapatkan presiden yang kita lebih benci dari yang satunya and what are we going to do…?
Akhirnya saya masih dalam kesimpulan bahwa lebih baik gunakan hak pilih anda… pilih yang menurut anda lebih baik… Apakah saya mencap anda pemalas kalau anda tidak memilih..? No..! saya akan tetap hargai hak anda untuk tidak memilih… tetapi semakin berkurangnya pemilih, akan mengakibatkan vote saya menjadi lebih menentukan… untuk itu saya ucapkan terima kasih untuk mempercayakan pilihan anda kepada saya…
berikut ini my take on Gita Wirjawan dan Aburizal