Photography

Borobudur Harta Indonesia Tak ternilai…

This is part four of my visit to Jogjakarta, you can read my previous post : Gudek Yu Jum, Jogjakarta in the night and Gong Xi Fa Cai from Jogja.

Kalau ingin melihat borobudur yang sedang cantik-cantiknya, datanglah pada saat matahari terbit atau pada saat matahari terbenam, itulah yang terlintas pada pikiran ketika di Jogja, panitia mengijinkan saya berangkat duluan karena memang acaranya kesana… akhirnya jam 4 pagi saya pergi dengan menyewa mobil Rp. 400 rb sudah dengan uang bensin…

Sampai di borobudur sekitar jam 5, dan sayapun akan masuk kedalam tapi seseorang berkata, kalau masuk kompleks borobuddur sebelum jam 7,  harus bayar sekitar 300rb… tapi kalau jam 7 keatas bayarnya cuma 30rb…? Whaa… rupanya ada yang mengkomersialkan matahari pagi.. :)

Tapi orang tersebut menawarkan untuk ke bukit Punthuk Setumbu, dari sana bisa melihat Borobudur dari jauh ketika matahari terbit… katanya, dan cuma 100rb… akhirnya saya memilih ke punthuk setumbu… dan inilah foto fotonya… perlu di ketahui saya mengambil gambar pakai lensa 35mm equivalent, jadi ini heavy cropping.

Matahari tertutup awan...

Matahari tertutup awan…

matahari muncul sudah tinggi diatas

matahari muncul sudah tinggi diatas

Not a good wheather untuk melihat sunrise, akhirnya jam 6.30 saya turun dari bukit dan masuk ke kompleks Borobudur untuk melihat dari dekat…

Borobudur ternyata juga berfungsi sebagai jam matahari... ini adalah pintu timur, dan mata hari terbit dapat dilihat dari sisi ini

Borobudur ternyata juga berfungsi sebagai jam matahari… ini adalah pintu timur, dan mata hari terbit dapat dilihat dari sisi ini

Beginilah pintu timur dilihat dari atas, Lurus dati pintu ini adalah Candi mendut dan candi pawon

Beginilah pintu timur dilihat dari atas, Lurus dati pintu ini adalah Candi mendut dan candi pawon, Bila matahari mulai terbit di sebelah kanan, maka itu adalah waktunya petani menanam padi  (foto pakai camera BB)

Relief di candi Borobudur sangat cantik dan jelas, berikut ini menggambarkan orang yang sedang menggosip... diatas ada tulisan "wikromo" artinya perbuatan jelek

Relief di candi Borobudur sangat cantik dan jelas, berikut ini menggambarkan orang yang sedang menggosip… diatas ada tulisan “wikromo” artinya perbuatan jelek  atau tidak bertata krama (wi = tidak)

Ini adalah kapal yang dipakai pada jaman saat itu untuk berdagang kayu manis... telah dibuat replikanya dan sanggup mengarungi lautan... Lihat Paling atas, ada orang sedang menekuk tiang kapal... sebenarnys itu agak tiang tidak lewat dari bingkainya.. :)

Ini adalah kapal yang dipakai pada jaman saat itu untuk berdagang kayu manis… telah dibuat replikanya dan sanggup mengarungi lautan… Lihat Paling atas, ada orang sedang menekuk tiang kapal… sebenarnys itu agar tiang tidak lewat dari bingkainya.. :)

Diorama ini berwarna Kuning karena pada jaman belanda, untuk kepentingan foto dan pemugaran, mereka mewarnainya supaya lebih mudah di foto... ternyata pewarnaan ini membuat diorama rusak dan akan terus rusak sampai catnya habis... tak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikan ini

Diorama ini berwarna Kuning karena pada jaman belanda, untuk kepentingan foto dan pemugaran, mereka mewarnainya supaya lebih mudah di foto… ternyata pewarnaan ini membuat diorama rusak dan akan terus rusak sampai catnya habis… tak ada yang bisa dilakukan untuk menghentikan proses kerusakan ini

Gargoyle ini berfungsi untuk talang air yang sudah tidak difungsikan lagi... teknologi yang lebih baru digunakan untuk mengatasi kerusakan dari air hujan

Gargoyle ini berfungsi untuk talang air yang sudah tidak difungsikan lagi… teknologi yang lebih baru digunakan untuk mengatasi kerusakan dari air hujan

Area ini lebih lebar, manusia yang bisa mencapai tingkat ini sudah dikatakan baik... tetapi masih memiliki sifat keduniawian yang di gambarkan ada sudut dan tembok di samping kiri... Satu step lagi, maka orang tersebut akan naik ke tingkat yang tidak lagi memikirkan duniawi, di lambangkan dengan tepian tanpa pagar dan bulat...

Area ini lebih lebar, manusia yang bisa mencapai tingkat ini sudah dikatakan baik… tetapi masih memiliki sifat keduniawian yang di gambarkan ada sudut dan tembok di samping kiri… Satu step lagi, maka orang tersebut akan naik ke tingkat yang tidak lagi memikirkan duniawi, di lambangkan dengan tepian tanpa pagar dan bulat…

Di lantai inilah cahaya budha bersemayam dalam hati orang yang bisa mencapai tingkat ini... Budha ini ada bercak putih karena terkena tetesan semen waktu Belanda merestorasi Borobudur

Di lantai inilah cahaya budha bersemayam dalam hati orang yang bisa mencapai tingkat ini… Budha ini ada bercak putih karena terkena tetesan semen waktu Belanda merestorasi Borobudur

Tingkat tertinggi, puncak kesempurnaan sebagai warga yang beragama Budha

Tingkat tertinggi, puncak kesempurnaan sebagai warga yang beragama Budha

Borobudur pernah di bom oleh orang yang tidak bertanggung jawab... dan direstorasi... anda bisa melihat stupa yang di bomb dengan tanda bintang seperti ini...

Borobudur pernah di bom oleh orang yang tidak bertanggung jawab… dan direstorasi… anda bisa melihat stupa yang di bomb dengan tanda bintang seperti ini…

Betapa kita tidak bisa menghargai karya seni nenek moyang kita... dua orang ini adalah petugas, den mereka dengan enaknya menduduki patung singa, anda bisa melihat bahwa patung singa tersebut susah payah di restorasi... lihat bagian yang ada beda warna.. itu adalah semen yang merekatkan bagian bagian singa tersebut...

Betapa kita tidak bisa menghargai karya seni nenek moyang kita… dua orang ini adalah petugas, den mereka dengan enaknya menduduki patung singa, anda bisa melihat bahwa patung singa tersebut susah payah di restorasi… lihat bagian yang ada beda warna.. itu adalah semen yang merekatkan bagian bagian singa tersebut…

Ada pertanyaan saya yang belum terjawab… orang yang menjadi arsitek borobudur ini begitu hebatnya… seharusnya Indonesia sudah bisa jago dibidang arsitektur… kemanakah orang orang tersebut… kenapa yang tinggal kog sepertinya pada kurang cerdas.. :)

Demikian perjalanan saya ke jogja dalam 2 hari satu malam… sehari setelahnya Gunung Kelud meletus dan abunya sampai ke kota Jogja, dan Borobudur ditutup… literally…

Jakarta at the office, after office hour – waiting for better traffic

Jogja Legendary culinary… Gudek Yu Jum

This is part three of my visit to Jogja, you can read the part one  and part two

One of the culinary that you should try in Jogja is Gudek… and the most legendary gudek is Gudek Yu-Jum, the name of the late owner. You may not like it, but this is a staple food for Jogjakartan… There are many brands of gudek available even Gudek Yu Jum is also have few outlets across Jogja. I was lucky to go to the very first and original outlet to see how they make the tasty Gudek…

If you see this mural... you are in the right outlet.. the original and the first outlet of Yu Jum Gudek... here is where they cook all the ingredients

If you see this mural… you are in the right outlet.. the original and the first outlet of Yu Jum Gudek… here is where they cook all the ingredients

 

Preparing Gudek

Preparing the humble Gudek

Every day they need 600 Chicken and 4.000 eggs

Every day they need 600 Chicken and 4.000 eggs

Traditional, log fueled  stove to cook Gudek. Slow cook guarantee all the spices evendly absorbed

Traditional, log fueled stove to cook Gudek. Slow cook guarantee all the spices evendly absorbed

One dedicated corner to prepare raw chicken before cooking

One dedicated corner to prepare raw chicken before cooking

Chicken is then cooked inside this container... again slow cook is necessary

Chicken is then cooked inside this container… again slow cook is necessary

After cooked, chicken meat is laid out and spread evenly in the pan

After cooked, chicken meat is laid out and spread evenly in the pan by the tattoo man

Cooking the chicken for the second time, before ready to eat

Cooking the chicken for the second time, before ready to eat

dedicated person just to prepare the banana leaf later it will be the plate for eating gudek

dedicated person just to prepare the banana leaf later it will be the plate for eating gudek

Tipical serving Gudek… Bonapetit

Here is the late Yu-Jum... up close and personal.. :)

Here is the late Yu-Jum… up close and personal.. :)

Jakarta 22 minutes after midnight… can’t sleep… to late to say good night…  too late to say anything…

Hobi Baru Street Photography

Saya cukup terinspirasi dengan beberapa photographer yang melakukan hobinya dengan melakukan street photography, sepertinya mereka sangat menjiwai juga menikmati aktivitas ini sampai mereka tua. Bahkan saya ingin menjual senapan saya untuk membeli peralatan fotografi yang tidak murah itu,

Kamera meruapakan satu keputusan yang harus diambil untuk melakukan hobi ini, Selama ini saya hanya memiliki kamera BB saja, sebelumnya saya selalu meminjam kamera teman. sudah saatnya saya memiliki kamera sendiri. Setalh melalui beberapa  pertimbangan dan juga membaca review yang ada, serta ada kesempatan untuk membeli kamera yang sesuai budget, maka saya memberanikan diri untuk membeli kamera Fuji X100 bekas punya teman seharga 6 juta.. eekk mahalmya, tapi sepertinya cukup ok utk harga segitu, saya suka bentuknya, cantik seperti dibawah ini… masalahnya adalah lensanya gak bisa diganti ganti…  tetapi toh saya pakai BBM juga lenasanya gak bisa diganti, jadi kamera ini akan menjadi kamera yang akan jauh lebih baik daripada kameranya BBM :).

finepix_x100

Software karena satu dan lain sebab, software sudah tidak ada untuk kamera ini, jadi saya memakai Picasa saja… gratis.. tis tis, terlebih lagi Picasa ini bisa membaca file RAW nya si X100 ini…

Media penyimpanan saya menggunkan komputernya kantor, tapi untuk mengantisipasi komputer ini dicabut sewaktu waktu, dan di perlukan untuk menghapus semua hard disk, saya menggunakan dropbox sebagai media back up.

Berikut ini adalah gambar pertama kali yang saya ambil… inilah tonggak sejarah hobi baru ini.. :p, sebelah atas adalah hasil RAW sebelum di tambahin apa apa, sebelah bawah sudah di proses sedikit pakai PICASA

Langsung dari kamera

Langsung dari kamera

Sudah diproses memakai Picasa

Sudah diproses memakai Picasa

Demikian laporan hari ini.. Cheers

Is analog Photography dead…?

Yes.. but not extinct… may be in thousand years but not now. Yes the strong defender of analog Photography (Kodak) is dead.. Yes Fuji seems doesn’t care about analog business anymore and put most of the resources in Digital photography. Yes analog photography seems like having a bleak future.

Look at the radio business, they seems almost go belly up when television came, but yet they still with us today,  Look at the news paper… they still with us today even internet hurt their margin to almost zero…

No.. they will not go away, when you lose most of your customers you left with the loyalist, the die hard, some one who swear by your name… that is your real defender… question is how to stay in a business where you become a niche product. Market change from commodity to niche… it scare people like hell, it scare me…

I personally love analog photography… I will still doing it… true, its become hard to get the film and processing it, but whoever (be it store or manufacturer) who can provide the means to continue my hobby, they will become my very close friends.